Menikah ialah kata sakral yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi jika saat ini Anda termasuk ke dalam masyarakat yang lahir di tahun 1990-an, kata menikah hampir menjadi momok bagi mereka.
Ya, untuk sebagian orang pasti akan merasa begitu. Ditanya melulu dengan pertanyan yang sama dan berulang di berbagai momen merupakan kegelisahan tersendiri bagi mereka yang belum menikah.
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang sering Anda dengar di tengah masyarakat yang terkadang membuat hati merasa jengkel.
“Kapan mau nikah?”
“Kapan mau nyusul?”
“Kok belum nikah?”
Sebenarnya jika berbicara mengenai menikah, prioritas utamanya bukanlah perihal waktu melainkan tujuan. Apa tujuan Anda menikah? Dan berbagai hal kompleks lainnya yang akan Anda jalani setelahnya.
Beberapa waktu yang lalu, VeyCat telah melakukan survei mengenai tujuan menikah. Apakah Anda tertarik untuk mengetahuinya? Yuk, intip hasil survei VeyCat yang satu ini!
Eits, sebelum mengintip hasil survey, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu VeyCAt, ya. VeyCat is your survey partner yang artinya VeyCat alah rekan survei Anda. Dengan demikian, VeyCAt bisa membantu Anda dalam melakukan berbagai survei.
Kembali pada topik hangat yang sedang kita bahas sebelumnya, ya. Survei tentang tujuan menikah ini telah dilakukan pada 1.310 responden dimana masing-masing terdiri dari 84.7% laki-laki dan 15.3% wanita dengan rentang usia mulai dari usia 16 tahun.
Sesuai yang diungkapkan sebelumnya, responden dominan yang mengisi survey ialah mereka dengan rentang usia antara 20 – 25 tahun sebesar 33.8%. Survei dilakukan secara acak mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia.
Hasil dari survei berdasarkan data responden tersebut menunjukkan hasil setidaknya ada 4 macam tujuan menikah, yakni :
- Bahagia dengan persentase sebesar 30.2%
- Berkeluarga dengan persentase sebesar 20.8%
- Punya keturunan dengan persentase sebesar 27.5%
- Agama dengan persentase sebesar 21.5%
Data di atas menunjukkan bahwa para responden yang terbagi menjadi beberapa status dan generasi menjadikan bahagia sebagai tujuan menikah.
Dari segi status, para responden terbagi menjadi 75% yang belum menikah dan sisanya sebesar 24% mengatakan sudah menikah dimana mereka terdiri dari lintas generasi, mulai dari suami (20.66%), istri (8.2%), anak (69.9%), hingga cucu (1.3%) menjadi bagian dalam survei.
Lalu, pasangan seperti apa sih yang paling banyak diinginkan oleh para responden tersebut? Berikut persentasenya.
- Mapan dengan persentase sebesar 43%
- Tampan/Cantik dengan persentase sebesar 45%
- Agama dengan persentase sebesar 8%
- Lainnya dengan persentase sebesar 2%
Bila dilihat kedua hasil survei, nampaknya agak tidak sinkron, loh. Di awal para responden terbagi menjadi 4 aspek tujuan menikah dengan persentase yang cukup berimbang di masing-masing pointnya. Namun, pada survei berikutnya menunjukkan hasil bahwa pasangan yang akan mereka jadikan pasangan hidup ialah mereka yang tampan/cantik dan mapan yang menyusul menjadi point berikutnya yang diinginkan para responden.
Manusiawi rasanya jika kedua point tersebut menjadi bagian teratas sebagai spesifikasi idaman untuk pasangan. Hanya saja cukup disayangkan persentase agama yang dipilih untuk dijadikan pasangan hanya diminati oleh sebagian kecil para responden, padahal jika dibandingkan dengan hasil persentase di awal agama sebagai tujuan menikah tidak terlalu jauh selisih persentasenya dibandingkan beberapa pointnya.
Lalu, jika Anda memposisikan diri sebagai seorang responden, apa tujuan menikah yang Anda inginkan? Pasangan seperti apa yang Anda inginkan?
Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya; maka pilihlah yang beragama”
(HR. Muslim dan Tirmidzi).